Jokowi : Lakukan Reformasi Keuangan Internasional
Presiden Jokowi ditengah-tengah kepala negara yang hadir pada peringatan KAA ke 60 di Bandung |
Salah satu bagian pidatonya yang cukup keras mengkritisi dunia, yakni, desakan untuk melakukan reformasi atau perombakan pada tatanan ekonomi dunia yang didominasi segelintir negara maju, mendapat reaksi positif dari para kepala negara Asia Afrika, bahkan Amerika Serikat.
Dalam pidatonya, Jokowi kepada para kepala negara Asia Afrika menyatakan, pandangan yang mengatakan bahwa, persoalan ekonomi dunia hanya dapat diselesaikan oleh Bank Dunia, IMF, dan ADB adalah pandangan yang usang dan perlu dibuang.
�Saya berpendirian pengelolaan ekonomi dunia tidak bisa diserahkan pada tiga lembaga keuangan itu. Kita mendesak reformasi arsitektur keuangan global,� kata Jokowi dalam pidato pembukaan KAA ke 60 pada Rabu (22/4/2015) di Jakarta.
Menurutnya, saat ini butuh pimpinan global yang kolektif dan Indonesia sebagai kekuatan ekonomi baru yang bangkit sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di muka bumi dan Indonesia sebagai negara demokrasi ketiga di dunia siap memainkan peran global.
�Indonesia siap bekerjasama dengan berbagai pihak mewujudkan cita-cita itu. Hari ini dan hari esok kita hadir di Jakarta menjawab ketidakadilan dan ketidakseimbangan itu,� tegasnya.
Jokowi melanjutkan, hari ini dan hari esok dunia menanti langkah-langkah, bangsa bangsa Asia Afrika untuk berdiri sejajar sama tinggi dengan bangsa-bangsa lain di dunia. �Kita bisa melakukan itu semua dengan membumikan semangat Bandung,� ujarnya.
Sebelumnya, presiden menyoroti masalah ketidakadilan perekonomian dunia.�Ketidakseimbangan global masih terpampang. Ketika negara kaya yang hanya sekitar 20 persen penduduk dunia, mengkonsumsi sekitar 70 persen sumber daya dunia, maka ketidakseimbangan global tidak dapat dihindari,� ujarnya.
Jokowi menjelaskan, banyak orang di belahan dunia sebelah utara (negara maju) menikmati hidup mewah, sementara 1,2 miliar negara di wilayah selatan (negara berkembang) hidup dalam kemiskinan dengan penghasilan kurang dari 2 dolar per hari, sehingga ketidakadilan global menjadi jelas.
Respons AS
Duta Besar AS untuk Indonesia Robert Blake yang turut hadir mewakili negaranya, Amerika Sarikat, dalam KTT Asia Afrika ke 60 itu menyatakan, Presiden Barack Obama telah mengubah haluan politik luar negeri AS ke Asia Pasifik.
Menurutnya, Amerika Serikat berkomitmen secara penuh untuk bermitra dengan negara-negara di Asia dan Afrika, untuk memajukan kerjasama dan mengatasi tantangan-tantangan bersama.
Ia menyatakan, negaranya akan membangun hubungan yang lebih adil dari sisi politik maupun ekonomi, melalui kerja sama perdagangan Trans Pasifik, yang akan memperluas komitmen perdagangan dan komitmen regional terhadap perlindungan lingkungan hidup, hak-hak buruh, dan hak atas kekayaan intelektual.
Menurutnya, kerjasama Trans Pasifik akan mendorong kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas tinggi di Asia Pasifik.
Lebih lanjut Blake menyatakan, bagi negara-negara Afrika, pihaknya akan memperbanyak investasi. Hal ini, lanjut Blake, sejalan dengan upaya AS untuk memberdayakan generasi masa depan wirausahawan dan pemimpin-pemimpin bisnis Afrika melalui program Mandela Washington Fellows.
Sementara itu, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menyampaikan pujian atas pidato Jokowi, menurutnya, pidato Jokowi mampu membangkitkan semangat Bandung untuk menghadapi tantangan dunia kedepan.
�Mampu mengembalikan semua kepala negara pada memori lama, perlunya negara Asia-Afrika bangkit dan miliki confident yang baik untuk menuhi persoalan dunia yang masih banyak masalah,� terang Fahri, Rabu (22/4/2015) di gedung DPR Senayan Jakarta.
Ia menegaskan, pidato Jokowi akan menjadi pesan bagi kepala negara yang hadir dalam KAA, sehingga Indonesia juga harus siap untuk memainkan penting dalam pergulatan hubungan global.
Secara terpisah Ketua Umum Network for Corruption Watch (NCW), C Herry SL mengatakan, pidato Jokowi telah mampu menjadi inspirasi dan membangkitkan semangat baru, pemimpin bangsa Asia Afrika untuk secara bersama-sama bangkit menghilangkan hegemoni negara barat dan AS.
Ia menambahkan, KAA kali ini dapat menjadi tonggak sejarah baru bagi kebangkitan kedua, negara negara Asia Afrika. �Jika Bung Karno berhasil menggelorakan perlawanan terhadap penjajahan di belahan Asia Afrika, kini Jokowi mampu membangkitkan perlawanan atas ketidakadilan global, secara politik maupun ekonomi,� ujarnya.
C Herry SL mengaku optimis, apa yang digelorakan Jokowi akan diwujudkan oleh para pemimpin bangsa bangsa Asia Afrika melalui kerjasama yang kuat, sehingga kesetaraan secara global kedepan akan terwujud. (her/ram/sg)
Tidak ada komentar