Perdamaian Dunia Hanya Melalui KAA
Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, yang juga Ketua Bidang Substansi Peringatan 60 Tahun Konferensi Asia Afrika (KAA), Retno Marsudi |
Menanggapi hal ini, Kepala Biro, Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden, Albiner Sitompul mengatakan, KAA yang diselenggarakan di Bandung pada tanggal 18 sampai dengan 24 April 1955, merupakan gagasan besar Presiden RI pertama Soekarno, untuk mewujudkan perdamaian dunia.
�Melalui KAA 1955 bangsa bangsa Asia Afrika mampu mempersatukan sikap dan menyusun kerja sama serta menciptakan ketertiban dan perdamaian dunia,� ujarnya, pada Laras Post, Minggu (19/4/2015) di Jakarta, usai menghadiri Kongres Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) di Medan.
Ia menjelaskan, KKA 1955 telah melahirkan kesepakatan bangsa bangsa Asia Afrika yang dikenal dengan Dasa Sila Bandung. �Kesepakatan itu kemudian menjadi prinsip dasar dalam upaya memajukan perdamaian dan kerja sama dunia,� terangnya.
Bahkan, kata Albiner, semangat KAA tidak hanya berdampak positif pada terwujudnya perdamaian dunia saat itu, tapi juga menjadi spirit yang terus hidup hingga kini sehingga KAA tetap mewarnai usaha perdamaian dunia.
Menurutnya, pada peringatan KAA ke 60 kali ini, pemerintah Indonesia dibawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo, diharapkan dapat mengulang sukses KAA 1955. Dimana kerjasama berbagai bidang antara bangsa bangsa Asia Afrika kedepan akan kembali menguat, sehingga mampu menorehkan sejarah baru bagi dunia.
Sementara itu sebelumnya, Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, yang juga Ketua Bidang Substansi Peringatan 60 Tahun Konferensi Asia Afrika (KAA), Retno Marsudi mengatakan, selain peringatan KAA juga di Bandung, juga dilaksanakan Pertemuan tingkat Pejabat Tinggi (Senior Official Meeting/SOM) di Jakarta.
Pertemuan Para Pejabat Tinggi negara-negara Asia Afrika atau Asian-African Senior Officials Meeting, pada Minggu (19/4/2015) melakukan pembahasan untuk tiga rancangan deklarasi akhir, yaitu Pesan Bandung, Kemitraan Strategis Baru Asia-Afrika dan Deklarasi Palestina. �Tiga domain yang sudah ditentukan oleh konferensi ini, yaitu Bandung Message, New Asian-African Strategic Partnership dan Declaration of Palestine,� terang Retno kepada wartawan pada Minggu (19/4/2015) di JCC di Jakarta.
Menlu menyebutkan, dalam Konferensi Asia-Afrika pihaknya mencoba untuk membangun kawasan dengan mitra pembangunan yang ada. �Pada dasarnya, kita ingin dunia itu lebih damai, lebih setara, dan semua negara tumbuh bersama,� ujarnya.
Saat pertama kali KAA dilaksanakan pada 60 tahun lalu, kata Menlu, tantangan yang dihadapi negara-negara dunia tentunya berbeda. �Dahulu, negara-negara Asia-Afrika dihadapkan pada tantangan kolonialisme. Tapi saat ini, kita melihat banyak tantangan yang harus dihadapi, kita masih melihat terjadinya konflik yang berkepanjangan di dunia ini, kita masih melihat begitu banyak kemiskinan, dan juga banyaknya intolerance di dunia ini,� tuturnya.
Menlu menegaskan, dengan semangat yang dibangun pada KAA 1955 di Bandung, maka semangat Bandung dapat menjadikan dunia ini lebih baik, baik secara politik, ekonomi, dan juga secara kultural. (her, ram, sg)
Tidak ada komentar